Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban yaitu bulan sholawat kepada Nabi saw, lantaran ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu.(Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Tuanku Kanjeng Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban yaitu malam yang paling mulia sehabis Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Konon Sayidina Ali bin Abi Tholib Karromalloohu Wajhah meluangkan waktunya untuk ibadah pada 4 malam dalam setahun, yakni: malam pertama bulan Rojab, malam 2 hari raya, dan malam Nishfu Sya’ban. (Manhajus Sawiy dan Tadzkiirun Nas)
Al-Imam As-Subkiy.rhm berkata, bahwa malam Nishfu Sya’ban menghapus dosa setahun, malam Jum’at menghapus dosa seminggu, dan Lailatul Qodr menghapus dosa seumur hidup.
Diriwayatkan kapadaku bahwa Sahabat Nabi Usamah bin Zaid.ra berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, saya belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain ludang keringh banyak dari puasamu di bulan Sya’ban.”
Kata Nabi, “Bulan itu sering dilupakan orang, lantaran diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, diangkat amalan-amalan (dan dilaporkan) kepada Tuhan Rabbil Alamin. Karenanya, saya ingin biar sewaktu amalanku dibawa naik, saya sedang berpuasa.” (HR Ahmad dan Nasai – Sunah Abu Dawud).
Adapun keutamaan bulan Sya’ban lainnya akan ludang keringh terang lagi dalam hadis-hadis diberikut:
Hadis Pertama
Aisyah RA bercerita bahwa pada suatu malam dia kehilangan Rasulullah SAW, ia keluar mencari dan akibatnya menemukan dia di pekuburan Baqi’, sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata, “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya meludang keringhi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Kedua
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni tiruananya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika malam Nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, lantaran sebetulnya pada malam itu, sehabis matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, ‘Adakah yang diberistighfar kepada Ku, kemudian Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, kemudian Aku memdiberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, kemudian Aku menyelamatkannya, adakah yang begini (2x), demikian seterusnya sampai terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah keutamaan dan keludang keringhan malam Nishfu Sya’ban, marilah kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon sebanyak-banyaknya kepada Allah.
Amalan di Malam Nishfu Sya’ban
Mengenai doa dimalam nisfu sya’ban yaitu sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 diberikut :
Sabda Rasulullah saw : “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, kemudian mengampuni dosa dosa mereka tiruananya kecuali musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)
Berkata Aisyah ra : disuatu malam saya kehilangan Rasul saw, dan kutemukan dia saw sedang di pekuburan Baqi’, dia mengangkat kepalanya kearah langit, seraya bersabda : “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak ludang keringh dari jumlah bulu anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab yaitu pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dengan fatwa ini maka kita memperbanyak doa di malam itu, terang pula bahwa doa tak sanggup dihentikan kapanpun dan dimanapun, bila mereka melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan buktinya?
Bila mereka meminta riwayat cara berdoa, maka alangkah bodohnya mereka tak memahami caranya doa, lantaran caranya yaitu meminta kepada Allah.
Pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan mungkar dan sesat, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim lainnya yaitu pertanyaan yg menciptakan hal yg halal dilakukan menjadi haram, lantaran alasannya pertanyaannya” (Shahih Muslim)
Disunnahkan malam itu untuk memperbanyak ibadah dan doa, sebagaimana di Tarim para Guru Guru mulia kita mengajarkan anak didik anak didiknya untuk tidak tidur dimalam itu, memperbanyak Alqur’an doa, dll.
Sanggahan Habib Munzir Al Musawwa wacana Bid’ah-nya nishfu sya’ban
Sebenarnya peringatan ibarat apa yang dilakukan pada perayaan tersebut??Puasa, sholat malam, membaca surah yasin 3x beserta doa nisfu sya’ban sehabis sholat magrib atau ada yang lainnya……
Yg paling pokok yaitu berdoa, karerna memang ada pendapat para Mufassirin bahwa malam nisfu sya’ban yaitu malam ditentukannya banyak takdir kita, walaupun pendapat yg ludang keringh besar lengan berkuasa yaitu pd malam lailatul qadar.
Namun bukan berarti pendapat yg pertama ini batil, lantaran diakui oleh para muhadditsin, sanggup saja saya cantumkan seluruh fatwa mereka akan malam nisfu sya’ban beserta bahasa arabnya, namun saya kira tak perlulah kita memperpanjang dilema ini pada orang yg dangkal pemahaman syariahnya.
Para ulama kita menyarankan membaca surat Yaasiin 3X, itu pula haram seseorang mengingkarinya, kenapa dilarang?, apa buktinya seseorang membaca surat Alqur’an?, melarangnya yaitu haram secara mutlak.
Sebagaimana Imam Masjid Quba yg selalu menyertakan surat AL Ikhlas bila ia menjadi Imam, selalu ia membaca Al Ikhlas di setiap rakaatnya sehabis surat ALfatihah, ia membaca alfatihah, kemudian al ikhlas, gres surat lainnya, demikian setiap rakaat ia lakukan, dan demikian pada setiap shalatnya, bukankah ini kudang keringasaan yg tak diajarkan oleh Rasul saw?, bukankah ini menambah nambahi bacaan dalam shalat?
Maka makmumnya berdatangan pada Rasul saw seraya mengadukannya, maka Rasul saw memanggilnya dan bertanya mengapa ia berbuat demikian, dan orang itu menjawaban Inniy Uhibbuhaa (aku mencintainya), yaitu ia mengasihi surat Al Ikhlas, sampai selalu menggandengkan Al Ikhlas dg Alfatihah dalam setiap rakaat dalam shalatnya.
Apa jawabanan Rasul saw?, apakah rasul saw berkata : “kenapa engkau buat syariah dan anutan baru?, kenapa menciptakan ibadah baru?, apakah ibadah shalat yg kuajarkan belum sempurna???
Beliau tak menyampaikan demikian, malah seraya berkata : Hubbuka iyyahaa adkhalakal Jannah (cintamu pada surat Al Ikhlas itulah yg akan membuatmu masuk sorga). hadits ini dua kali diriwayatkan dalam Shahih Bukhari. Dan shahih Bukhari yaitu kitab hadits yg terkuat dari seluruh kitab hadits lainnya untuk dijadikan bukti.
Maka jelaslah Rasul saw tak melarang berupa wangsit ide gres yg tiba dari iman, selama tidak merubah syariah yg telah ada, apalagi hal itu merupakan kebaikan,
dan doa nisfu sya;ban yaitu mulia, apa yg diminta?, panjang umur dalam taat pada Allah, diampuni dosa dosa, diwafatkan dalam husnul khatimah.
Salahkah doa ibarat ini?, akankah serikat ibarat ini dibubarkan dan ditentang? mengenai malam pertama bulan rajab Imam Syafii berfatwa bahwa itu yaitu mustajab doa pula, sebagaimana malam jumat dan malam nisfu sya’ban, dan Imam syafii bukanlah berfatwa dari hawa nafsunya.
Mengenai risalah yg anda nukil itu maka jawabanan saya, jawabanan saya diatas telah menjawaban seluruh ungkapan itu.
- Kami tidak mengajarkan shalat nisfu sya’ban.
- Sepanjang ucapan nukilan diatas, adakah hadits yg melarang doa di malam nisfu sya’ban?
Tunjukkan pada saya satu hadits shahih atau dhoif yg melarang doa di malam nisfu sya’ban?
Nisfu sya’ban tak ada perayaan, siapa pula yg merayakannya?, cuma sebahagian sahaja yg menuduh sbb hati busuknya.
Kalau untuk partai mereka sih, ngga pake bid’ah dan musyrik, walau pakai pesta kampanye dan memajang foto fotonya di masjid dan dimana mana, itu sih ngga apa2, juga hari ulang tahun partainya, buat pesta besar2an dg dangdutan segala, itu sih ngga apa2, tapi nisfu sya’ban bid;ah.
mengenai fatwa Imam syafii tentunya debu di kaki Imam Syafii ludang keringh mulia dari seribu bin baz, lantaran Imam syafii sudah menjadi Imam sebelum Imam Bukhari lahir, dan ia yaitu guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal itu hafal 1 juta hadits dg sanad dan matannya, dan Imam Ahmad bin Hanbal berkata : 20 tahun saya berdoa setiap malam untuk Imam syafii,dan Imam Syafii yaitu Imam besar yg ratusan para Imam mengikuti madzhabnya, mengenai Imam Ghazali dia yaitu Hujjatul Islam, telah hafal ludang keringh dari 300 ribu hadits dg sanad dan aturan matannya.
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Nisfu Sya'ban yaitu hari peringatan Islam yang jatuh pada pertengahan bulan Sya'ban. Dalam kalangan Islam, Nisfu Sya'ban diperingati menjelang bulan Ramadhan. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga didiberi umur panjang, didiberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Peringatan Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini lantaran diyakini pada malam tersebut Allah akan memdiberikan keputusan wacana nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban diterangkan secara terang dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memdiberikan ibarat tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu didiberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam sanggup mempunyai banyak sekali kebaikan sebagai epilog catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan insan penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, lantaran pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
HADIST KEUTAMAAN NISFU SYA’BAN
Tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban ini, dimana kita dianjurkan untuk melaksanakan ibadah terutama untuk memohon ampun, memohon rezeki dan umur yang berkhasiat, terdapat beberapa hadis yang berdasarkan sebagian ulama sahih. Diantaranya
Hadist pertama
Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata, : "Suatu malam rasulullah salat, kemudian dia bersujud panjang, sehingga saya menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, lantaran curiga maka saya gerakkan telunjuk dia dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat dia berkata: “Hai A’isyah engkau tidak sanggup bagian?”. Lalu saya menjawaban: “Tidak ya Rasulullah, saya hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) lantaran engkau bersujud begitu lama”. Lalu dia bertanya: “Tahukah engkau, malam apa kini ini”. “Rasulullah yang ludang keringh tahu”, jawabanku. “Malam ini yaitu malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memdiberi menyayangi mereka yang meminta menyayangi dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) .
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia kemudian mencari dan akibatnya menemukan dia di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya meludang keringhi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah pada malam nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni tiruananya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Keempat
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, lantaran sebetulnya pada malam itu, sehabis matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang diberistighfar kepada Ku, kemudian Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, kemudian Aku memdiberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, kemudian Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya sampai terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah keutamaan dan keludang keringhan malam Nishfu Sya’ban yang Insya Allah akan jatuh pada Senin tgl 26 Juli 2010 sore sampai subuh . Marilah kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon ampunan dan berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah. SWT
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat Islam sanggup mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Meski berdasarkan para pakar hadist masih berbeda wacana malam nisfu sya'ban ini, namun demikian berdasarkan saya sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Peringatan Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini lantaran diyakini pada malam tersebut Allah akan memdiberikan keputusan wacana nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban diterangkan secara terang dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memdiberikan ibarat tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu didiberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam sanggup mempunyai banyak sekali kebaikan sebagai epilog catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan insan penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, lantaran pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
HADIST KEUTAMAAN NISFU SYA’BAN
Tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban ini, dimana kita dianjurkan untuk melaksanakan ibadah terutama untuk memohon ampun, memohon rezeki dan umur yang berkhasiat, terdapat beberapa hadis yang berdasarkan sebagian ulama sahih. Diantaranya
Hadist pertama
Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata, : "Suatu malam rasulullah salat, kemudian dia bersujud panjang, sehingga saya menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, lantaran curiga maka saya gerakkan telunjuk dia dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat dia berkata: “Hai A’isyah engkau tidak sanggup bagian?”. Lalu saya menjawaban: “Tidak ya Rasulullah, saya hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) lantaran engkau bersujud begitu lama”. Lalu dia bertanya: “Tahukah engkau, malam apa kini ini”. “Rasulullah yang ludang keringh tahu”, jawabanku. “Malam ini yaitu malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memdiberi menyayangi mereka yang meminta menyayangi dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) .
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia kemudian mencari dan akibatnya menemukan dia di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya meludang keringhi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah pada malam nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni tiruananya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Keempat
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, lantaran sebetulnya pada malam itu, sehabis matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang diberistighfar kepada Ku, kemudian Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, kemudian Aku memdiberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, kemudian Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya sampai terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah keutamaan dan keludang keringhan malam Nishfu Sya’ban yang Insya Allah akan jatuh pada Senin tgl 26 Juli 2010 sore sampai subuh . Marilah kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon ampunan dan berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah. SWT
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat Islam sanggup mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Meski berdasarkan para pakar hadist masih berbeda wacana malam nisfu sya'ban ini, namun demikian berdasarkan saya sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
AMALAN DI MALAM NISFU SYA’BAN
Sahabatku,
Bagaimana cara merayakan malam Nisfu Sya’ban? Apakah ada amalan-amalan khusus?
Menurut sebagian besar Ulama, antara lain yaitu dengan memperbanyak ibadah dan shalat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan berludang keringh-ludang keringhan ibarat dengan shalat malam berjamaah, berdasarkan sebagian Ulama, Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.
Bagi yang mau mengamalkannya, Malam Nifsu Sya’ban Insya Allah jatuh pada hari ini Senin malam tanggal 26 Juli 2010 . INSYA ALLAH !! Apabila anda tiruana berniat mengubah catatan rizki dan takdir di dalam buku besar Allah menjadi ludang keringh baik dan memohon ampun atas dosa2 yang telah kita perbuat maka dibawah ini ada petunjuknya berdasarkan sebagian Ulama, yaitu antara lain:
1. Sholat fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca doa Nifsu Sya’ban
4. Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak dzikir, shalawat, doa dan istighfar.
Adapun apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, Hadistnya oleh sebagian pakar hadist dianggap sahih, namun sebagian menganggap dhaif.
Namun demikian dalam urusan shalat sunnah, kata Nabi SAW, boleh kita tambahi jumlahnya dan boleh kita kurangi sesuai kemampuan kita.
DOA MALAM NISFU SYA’BAN
Setelah di malam nisfu sya’ban disunnahkan untuk memberikan doa/keinginan anda dimalam dan insya Allah akan dikabulkan.
Mengenai doa di malam nisfu sya’ban berdasarkan sebagian ulama yaitu adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 diberikut :
Hadist Pertama
Rasulullah saw bersabda,: “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, kemudian mengampuni dosa dosa mereka tiruananya kecuali musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)
Hadist Kedua
Berkata Aisyah ra : “disuatu malam saya kehilangan Rasul saw, dan kutemukan dia saw sedang di pekuburan Baqi’, dia mengangkat kepalanya kearah langit, seraya bersabda : “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak ludang keringh dari jumlah bulu anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)
Sahabatku,
Bagaimana cara merayakan malam Nisfu Sya’ban? Apakah ada amalan-amalan khusus?
Menurut sebagian besar Ulama, antara lain yaitu dengan memperbanyak ibadah dan shalat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan berludang keringh-ludang keringhan ibarat dengan shalat malam berjamaah, berdasarkan sebagian Ulama, Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.
Bagi yang mau mengamalkannya, Malam Nifsu Sya’ban Insya Allah jatuh pada hari ini Senin malam tanggal 26 Juli 2010 . INSYA ALLAH !! Apabila anda tiruana berniat mengubah catatan rizki dan takdir di dalam buku besar Allah menjadi ludang keringh baik dan memohon ampun atas dosa2 yang telah kita perbuat maka dibawah ini ada petunjuknya berdasarkan sebagian Ulama, yaitu antara lain:
1. Sholat fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca doa Nifsu Sya’ban
4. Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak dzikir, shalawat, doa dan istighfar.
Adapun apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, Hadistnya oleh sebagian pakar hadist dianggap sahih, namun sebagian menganggap dhaif.
Namun demikian dalam urusan shalat sunnah, kata Nabi SAW, boleh kita tambahi jumlahnya dan boleh kita kurangi sesuai kemampuan kita.
DOA MALAM NISFU SYA’BAN
Setelah di malam nisfu sya’ban disunnahkan untuk memberikan doa/keinginan anda dimalam dan insya Allah akan dikabulkan.
Mengenai doa di malam nisfu sya’ban berdasarkan sebagian ulama yaitu adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 diberikut :
Hadist Pertama
Rasulullah saw bersabda,: “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, kemudian mengampuni dosa dosa mereka tiruananya kecuali musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)
Hadist Kedua
Berkata Aisyah ra : “disuatu malam saya kehilangan Rasul saw, dan kutemukan dia saw sedang di pekuburan Baqi’, dia mengangkat kepalanya kearah langit, seraya bersabda : “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak ludang keringh dari jumlah bulu anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)
PENDAPAT ULAMA BESAR
Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban yaitu malam yang paling mulia sehabis Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab yaitu pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban yaitu bulan sholawat kepada Nabi saw, lantaran ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban yaitu bulan sholawat kepada Nabi saw, lantaran ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Berdasarkan fatwa ulama besar di atas, maka kita memperbanyak doa di malam itu, terang pula bahwa doa tak sanggup dihentikan kapanpun dan dimanapun, bila mereka yang melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan buktinya?.
Demikian juga wacana do’a khusus untuk malam nisfu Sya’ban ibarat do’a di bawah ini, ada ikhtilaf (perbedaan) dikalangan Ulama dan para pakar hadist. Kaprikornus selain DOA NISFU SYA’BAN di bawah boleh juga dengan do’a-do’a umum terutama do’a yang ada di Al Qur’an dan Al Hadist.
Namun demikian, di bawah ini yaitu Do’a malam Nisfu Sya’ban yang diamalkan oleh sebagian Ulama dan Anda boleh ikut mengamalkannya
DOA NISFU SYA’BAN:
“ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ‘ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII ‘INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ‘ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ‘ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA ‘INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ‘ANNII MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA MAA LAA A’LAM WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
artinya:
“Ya Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang sanggup memdiberi nikmat atasMU. Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku Pemilik kekayaan dan Pemdiberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah daerah bersandar. Engkaulah daerah berlindung dan padaMUlah daerah yang kondusif bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, kalau sekiranya Engkau telah menulis dalam buku besarMU bahwa yaitu orang yang tidak bebahagia atau orang yang sangat terbatas menerima nikmatMU, orang yang dijauhkan daripadaMU atau orang yang disempitkan dalam menerima rizki, maka saya memohon dengan karuniaMU, semoga kiranya Engkau pindahkan saya kedalam golongan orang-orang yang berbahagia, menerima keluasan rizki serta didiberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabMU yang telah diturunkan kepada RasulMU, dan perkataanMU yaitu benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan memutuskan apa-apa yang dikehendakiNYA dan padaNYA sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalliMU Yang Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau menetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka saya memohon semoga kiranya saya dijauhkan dari bala musibah, baik yang saya ketahui atau yang tidak saya ketahui, Engkaulah Yang Mahamengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan saya selalu mengharap limpahan rahmatMU ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”
Sahabatku,
Perlu saya tekankan di sini, tidak ada larangan dari Rasul untuk berdoa di malam Nisfu Sya’ban, justru pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan munkar, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim lainnya yaitu pertanyaan yg menciptakan hal yg halal dilakukan menjadi haram, lantaran alasannya pertanyaannya” (Shahih Muslim)
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban yaitu malam yang paling mulia sehabis Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab yaitu pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban yaitu bulan sholawat kepada Nabi saw, lantaran ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban yaitu bulan sholawat kepada Nabi saw, lantaran ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Berdasarkan fatwa ulama besar di atas, maka kita memperbanyak doa di malam itu, terang pula bahwa doa tak sanggup dihentikan kapanpun dan dimanapun, bila mereka yang melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan buktinya?.
Demikian juga wacana do’a khusus untuk malam nisfu Sya’ban ibarat do’a di bawah ini, ada ikhtilaf (perbedaan) dikalangan Ulama dan para pakar hadist. Kaprikornus selain DOA NISFU SYA’BAN di bawah boleh juga dengan do’a-do’a umum terutama do’a yang ada di Al Qur’an dan Al Hadist.
Namun demikian, di bawah ini yaitu Do’a malam Nisfu Sya’ban yang diamalkan oleh sebagian Ulama dan Anda boleh ikut mengamalkannya
DOA NISFU SYA’BAN:
“ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ‘ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII ‘INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ‘ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ‘ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA ‘INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ‘ANNII MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA MAA LAA A’LAM WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
artinya:
“Ya Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang sanggup memdiberi nikmat atasMU. Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku Pemilik kekayaan dan Pemdiberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah daerah bersandar. Engkaulah daerah berlindung dan padaMUlah daerah yang kondusif bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, kalau sekiranya Engkau telah menulis dalam buku besarMU bahwa yaitu orang yang tidak bebahagia atau orang yang sangat terbatas menerima nikmatMU, orang yang dijauhkan daripadaMU atau orang yang disempitkan dalam menerima rizki, maka saya memohon dengan karuniaMU, semoga kiranya Engkau pindahkan saya kedalam golongan orang-orang yang berbahagia, menerima keluasan rizki serta didiberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabMU yang telah diturunkan kepada RasulMU, dan perkataanMU yaitu benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan memutuskan apa-apa yang dikehendakiNYA dan padaNYA sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalliMU Yang Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau menetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka saya memohon semoga kiranya saya dijauhkan dari bala musibah, baik yang saya ketahui atau yang tidak saya ketahui, Engkaulah Yang Mahamengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan saya selalu mengharap limpahan rahmatMU ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”
Sahabatku,
Perlu saya tekankan di sini, tidak ada larangan dari Rasul untuk berdoa di malam Nisfu Sya’ban, justru pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan munkar, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim lainnya yaitu pertanyaan yg menciptakan hal yg halal dilakukan menjadi haram, lantaran alasannya pertanyaannya” (Shahih Muslim)
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Sejak tiruanla, Rasulullah Muhammad SAW telah mensinyalir bahwa bulan Sya’ban atau bulan ke-8 dari perhitungan bulan Qamariyah (Hijriah) merupakan bulan yang biasa dilupakan orang.
Maksud Rasulullah, nasihat dan aneka macam kemuliaan dan kebajikan yang ada dalam bulan Sya’ban dilupakan orang. Mengapa dilupakan? Menurut ratifikasi Rasulullah, lantaran bulan Sya’ban berada di antara dua bulan yang sangat dikenal keistimewaannya. Kedua bulan dimaksud yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadan. Bulan Rajab selalu diingat lantaran di dalamnya ada insiden Isra Mikraj yang diperingati dan dirayakan sedang bulan bulan ampunan ditunggui kedatangannya lantaran bulan ini yaitu bulan yang paling mulia dan istimewa di antara bulan yang ada.
Lantas apa dan bagaimana bulan Sya’ban? Keistimewaan dan kemuliaan bulan Sya’ban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nisfu Sya’ban. Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban sebagaimana disebut pada awal goresan pena ini, yaitu bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya’ban secara harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Kata Sya’ban sendiri yaitu istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung.
Bulan kedelapan dari tahun Hijriah itu dinamakan dengan Sya’ban lantaran pada bulan itu ditemukan banyak jalan untuk mencapai kebaikan. Malam Nisfu Sya’ban dimuliakan oleh sebagian kaum muslimin lantaran pada malam itu diyakini dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia; Raqib dan Atib, menyerahkan catatan amalan insan Allah SWT, dan pada malam itu pula catatan-catatan itu diganti dengan catatan yang baru.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda “Bulan Sya’ban itu bulan yang biasa dilupakan orang, lantaran letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Ia yaitu bulan diangkatnya amal-amal oleh Tuhan. Aku menginginkan ketika diangkat amalku saya dalam keadaan sedang berpuasa (HR Nasa’I dari Usamah).
Sehubungan dengan hal itu Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan ratifikasi Aisyah ra.” lam yakunin Nabiyi sha mim yashumu karakter min sya’baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad SAW paling banyak berpuasa pada bulan Sya’ban.
Ludang keringh jauh dari itu, pada malan Nisfu Sya’ban Allah SWT menurunkan aneka macam kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan). Oleh lantaran itu malam Nisfu Sya’ban didiberi nama yang berbeda sesuai dengan penitikberatan kebaikan yang dikandungnya.
Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafaat, lantaran menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Sya’ban Allah SWT memdiberikan ibarat tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafaat itu didiberikan secara penuh. Meskipun demikian ada beberapa gelintir orang yang tidak diperuntukkan pemdiberian syafaat kepadanya. Orang-orang yang tidak didiberi syafaat itu antara lain ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan orang-orang yang tidak berhenti berbuat keburukan.
Nisfu Sya’ban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, lantaran pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang saleh. Namun dalam pemdiberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada perbuatannya mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: ?Tatkala tiba malam Nisfu Sya’ban Allah memdiberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Kecuali Enam Golongan
Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil isterinya, Aisyah dan memdiberitahukan wacana Nisfu Sya’ban. “Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini yaitu malam di mana Allah yang Maha Agung memdiberikan pembebasan dari api neraka bagi tiruana hambanya, kecuali enam kelompok manusia”.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu,
Pertama, kelompok insan yang tidak berhenti minum hamr atau para peminum minuman keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr yaitu jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibentuk secara tradisional mapun jenis minuman yang dibentuk secara modern. Istilah populernya yaitu minuman keras atau miras. Yang disebut pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan pengedarnya. Mereka ini tidak menerima pembebasan dari api neraka, tetapi malah diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang renta ialah berbuat jahat terhadap orang renta yang dalam hal ini ibu bapak. Menurut anutan agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang renta termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada insan untuk tidak diberibadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap orang renta antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan yang mulia, merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh menyayangi, dan kepada keduanya didoakan; “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya di waktu kecil.”
Ketiga, orang-orang yang membangun daerah zina. Tempat berzina dimaksud yaitu daerah pelacuran yang kini nama populernya daerah PSK (pekerja seks komersial). Golongan atau kelompok orang yang ibarat ini, pada malam Nisfu Sya’ban tidak menerima pembebasan dari api neraka, tetapi sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.
Keempat, orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual materi bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada harga baku, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim, maka penjual yang demikian itulah yang tidak menerima pembebasan dari neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai yaitu para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang mendapatkan uang atau cukai dari penjual dengan bukti penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka membuatkan isu dan pencitraan jelek yang sebetulnya hanyalah sebuah fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak menerima akomodasi itqun minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita tiruana sanggup menyadari bahwa sebetulnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan itu mencakup persiapan mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya memasuki bulan suci bulan ampunan sudah dalam keadaan kepercayaan yang mantap dan sudah dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam keadaan menerima jaminan dan pembebasan dari siksaan api neraka.
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Maksud Rasulullah, nasihat dan aneka macam kemuliaan dan kebajikan yang ada dalam bulan Sya’ban dilupakan orang. Mengapa dilupakan? Menurut ratifikasi Rasulullah, lantaran bulan Sya’ban berada di antara dua bulan yang sangat dikenal keistimewaannya. Kedua bulan dimaksud yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadan. Bulan Rajab selalu diingat lantaran di dalamnya ada insiden Isra Mikraj yang diperingati dan dirayakan sedang bulan bulan ampunan ditunggui kedatangannya lantaran bulan ini yaitu bulan yang paling mulia dan istimewa di antara bulan yang ada.
Lantas apa dan bagaimana bulan Sya’ban? Keistimewaan dan kemuliaan bulan Sya’ban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nisfu Sya’ban. Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban sebagaimana disebut pada awal goresan pena ini, yaitu bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya’ban secara harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Kata Sya’ban sendiri yaitu istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung.
Bulan kedelapan dari tahun Hijriah itu dinamakan dengan Sya’ban lantaran pada bulan itu ditemukan banyak jalan untuk mencapai kebaikan. Malam Nisfu Sya’ban dimuliakan oleh sebagian kaum muslimin lantaran pada malam itu diyakini dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia; Raqib dan Atib, menyerahkan catatan amalan insan Allah SWT, dan pada malam itu pula catatan-catatan itu diganti dengan catatan yang baru.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda “Bulan Sya’ban itu bulan yang biasa dilupakan orang, lantaran letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Ia yaitu bulan diangkatnya amal-amal oleh Tuhan. Aku menginginkan ketika diangkat amalku saya dalam keadaan sedang berpuasa (HR Nasa’I dari Usamah).
Sehubungan dengan hal itu Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan ratifikasi Aisyah ra.” lam yakunin Nabiyi sha mim yashumu karakter min sya’baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad SAW paling banyak berpuasa pada bulan Sya’ban.
Ludang keringh jauh dari itu, pada malan Nisfu Sya’ban Allah SWT menurunkan aneka macam kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan). Oleh lantaran itu malam Nisfu Sya’ban didiberi nama yang berbeda sesuai dengan penitikberatan kebaikan yang dikandungnya.
Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafaat, lantaran menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Sya’ban Allah SWT memdiberikan ibarat tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafaat itu didiberikan secara penuh. Meskipun demikian ada beberapa gelintir orang yang tidak diperuntukkan pemdiberian syafaat kepadanya. Orang-orang yang tidak didiberi syafaat itu antara lain ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan orang-orang yang tidak berhenti berbuat keburukan.
Nisfu Sya’ban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, lantaran pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang saleh. Namun dalam pemdiberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada perbuatannya mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: ?Tatkala tiba malam Nisfu Sya’ban Allah memdiberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Kecuali Enam Golongan
Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil isterinya, Aisyah dan memdiberitahukan wacana Nisfu Sya’ban. “Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini yaitu malam di mana Allah yang Maha Agung memdiberikan pembebasan dari api neraka bagi tiruana hambanya, kecuali enam kelompok manusia”.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu,
Pertama, kelompok insan yang tidak berhenti minum hamr atau para peminum minuman keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr yaitu jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibentuk secara tradisional mapun jenis minuman yang dibentuk secara modern. Istilah populernya yaitu minuman keras atau miras. Yang disebut pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan pengedarnya. Mereka ini tidak menerima pembebasan dari api neraka, tetapi malah diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang renta ialah berbuat jahat terhadap orang renta yang dalam hal ini ibu bapak. Menurut anutan agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang renta termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada insan untuk tidak diberibadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap orang renta antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan yang mulia, merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh menyayangi, dan kepada keduanya didoakan; “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya di waktu kecil.”
Ketiga, orang-orang yang membangun daerah zina. Tempat berzina dimaksud yaitu daerah pelacuran yang kini nama populernya daerah PSK (pekerja seks komersial). Golongan atau kelompok orang yang ibarat ini, pada malam Nisfu Sya’ban tidak menerima pembebasan dari api neraka, tetapi sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.
Keempat, orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual materi bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada harga baku, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim, maka penjual yang demikian itulah yang tidak menerima pembebasan dari neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai yaitu para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang mendapatkan uang atau cukai dari penjual dengan bukti penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka membuatkan isu dan pencitraan jelek yang sebetulnya hanyalah sebuah fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak menerima akomodasi itqun minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita tiruana sanggup menyadari bahwa sebetulnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan itu mencakup persiapan mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya memasuki bulan suci bulan ampunan sudah dalam keadaan kepercayaan yang mantap dan sudah dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam keadaan menerima jaminan dan pembebasan dari siksaan api neraka.
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Advertisement