'/> Contoh Laporan Hasil Observasi Proses Pembelajaran Di Sekolah

Info Populer 2022

Contoh Laporan Hasil Observasi Proses Pembelajaran Di Sekolah

Contoh Laporan Hasil Observasi Proses Pembelajaran Di Sekolah
Contoh Laporan Hasil Observasi Proses Pembelajaran Di Sekolah

LAPORAN HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN DI Sekolah Menengah kejuruan NEGERI 4 SEMARANG

BAB  I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

             Setiap individu memiliki keunikan masing-masing, memiliki kemampuan dan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran, hingga yang lamban. Mulai dari siswa yang berprestasi, hingga anak yang sarat akan masalah.
             Observasi merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dalam mengetahui bagaimana cara mengajar yang baik. Dalam hal ini saya selaku mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin melaksanakan observasi di SMKN 4 Semarang untuk memenuhi kiprah dalam bentuk laporan observasi pembelajaran di kelas.. Laporan hasil observasi ini disusun guna mememenuhi kiprah mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Dengan adanya observasi ini diperlukan kita sanggup mengetahui bagaimana seorang guru mengajar suatu pembelajaran. Kemudian kita sebagai sorang calon guru tentunya sanggup menentukan mana yang baik dan tidak baik untuk diajarkan kepada anak didik kita kadab sudah mengajar kelak.

2.      Rumusan Masalah
a.       Bagaimana proses pembelajaran di SMK.
b.      Bagaimana metode mengajar yang akibattif.
c.       Bagaimana menjadi guru yang baik.

3.     Tujuan
a.     Mengetahui proses pembelajaran di SMK.
b.      Mengetahui metode dan seni administrasi mengajar yang tepat.
c.       Mengetahui cara menjadi guru yang baik.

4.       Manfaat observasi
Setelah melaksanakan observasi di Sekolah Dasar diperlukan kita sanggup memahami bagaimana cara mengajar yang benar dan mengaplikasikannya kadab kita menjadi guru dimasa yang akan datang.

5.      Metode
             Metode yang dipakai dalam penyusunan laporan observasi yaitu observasi pribadi dan wawancara.





BAB  II

HASIL OBSERVASI

A.    Gambaran Objek

1.      Identitas Guru (Narasumber)
Nama Guru                                   : Sri Wahyuni
NIP                                               : 1976030520021202008
Tempat, Tanggal Lahir                 : Semarang, 5 Maret 1976
Alamat                                          : Karang Anyar Selatan No. 74 Semarang
Guru Bidang studi                       : Fisika
Masa Kerja                                   : 12 tahun
2.      Pelaksanaan Observasi
Tempat                                          : Kelas XI TSM
Jumlah Peserta didik                     : 30 Orang
Tanggal                                         : 4 April 2014
Waktu                                           : 07:15 WIB – 09:00 WIB

B.     Kegiatan Pembelajaran
       Dalam aktivitas pembelajaran di SMKN 4 Semarang metode pembelajaran yang dipakai yaitu problem solving. Guru hanya memakai metode tersebut diatas, dikarenakan bahan pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian. Sehingga bahan tidak lagi berupa bahan inti, melainkan bahan pembahasan soal latihan. Langkah-langkah aktivitas pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:

1.      Kegiatan Awal (15 Menit)
·         Membuka pelajaran
     Guru memasuki ruangan berguru dan menyapa dengan salam. Kemudian penerima didik memdiberikan salam kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran.
·         Mempersiapkan Perkomplitan Belajar Mengajar
           Guru bersama penerima didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perkomplitan berguru lainnya.
·         Mengkondisikan penerima didik
·         Apersepsi
     Setelah perkomplitan berguru mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai memotivasi penerima didik dan mengulang kembali bahan pelajaran sebelumnya.
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
·         Peserta didik mengumpulkan kiprah mereka.yang sudah ddiberikan sama guru pada pertemuan sebelumnya. Dan bagi siswa yang tidak mengumpulkan tetap mendapat konsekuensinya yaitu skor tidak memenuhi kriteria atau KKM. Hal itu bertujuan mendidik biar pentingnya mengerjakan kiprah ndan mengumpulkan sempurna waktu.
·         Guru menjelaskan pemecahan problem dari kiprah yang sudah didiberikan kepada siswa.agar siswa tahu apabila ada kesalahan dari soal yang sudah para siswa kerjakan.
·         Terjadi proses tanya tanggapan antara siswa kepada guru dari bahan yang belum dipahami oleh siswa.
·         Guru melihat secara pribadi buku catatan para siswa ,apakah para siswa mencatat bahan yang sudah diajarkan.
3.    Menutup pembelajaran (15 menit)
          Guru mengingatkan kembali kepada penerima didik bahwa dipertemuan diberikutnya akan diadakan ulangan harian. Kemudian gotong royong menutup pelajaran dengan berdo’a dan memdiberikan salam..

C.     Deskripsi Proses Pembelajaran
Menurut hasil observasi yang dilakukan, dikala proses pembelajaran berlangsung guru membuat suasana pembelajaran yang kondusif. Untuk membuat suasana yang demikian, guru menimbulkan suasana yang ludang keringh santai atau informal. Menciptakan suasana yang ludang keringh santai dan informal dilakukan guru dengan cara menyapa setiap anak didik yang mulai merasa bosan mengikuti pelajaran, Guru juga bisa mendekatkan dirinya dengan penerima didik baik melalui pendekatan multidisipliner dan pendekatan Interdisipliner. Kemudian ditambah lagi dengan humor-humor ringan. Sehingga penerima didik ludang keringh termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

D.    Wawancara
Beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu sebagai diberikut:
1.      Bagaimana metode pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan?
2.      Apa saja suka sedih Bapak/Ibu selama menjadi Guru?
3.      Sebaiknya bagaimana menjadi guru yang baik?
4.      Bagaimana cara Bapak/Ibu menjadi guru yang disukai oleh penerima didik?
5.      Bagaimana cara Bapak/Ibu memotivasi penerima didik yang notabennya bermasalah (badung, pemalas, dan sebagainya)?

Jawaban dari narasumber:
1.      Metode pembelajaran yang dilakukan yaitu Problem solving, karena bahan sudah tersampaikan dipertemuan sebelumnya dan dipertemuan selanjutnya akan diadakan Ulangan harian. Sehingga dengan memakai metode tersebut diperlukan penerima didik sudah siap menghadapi ulangan harian.
2.      Suka sedih menjadi guru, banyak suka yang niscaya keinginan menjadi guru sudah tercapai. Dukanya, susah memdiberikan penerangan kepada penerima didik alasannya pelejaran ini menjadi momok menakutkan. Kurikulum yang kini sudah ditetapkan dari atasan sekolah sedangkan yang dilapangan keadaannya berbeda.
3.      Guru yang baik itu:
·         Disiplin.
·         Mampu menkondisikan (penguasaan) kelas dengan bagus, hal ini berarti bisa diberinteraksi dengan penerima didik, hal ini juga penting alasannya dengan bisa mengkondisikan kelas suatu pembelajaran sanggup berjalan dengan lancar.
·         Mampu memahami abjad masing-masing penerima didik.
·         Tegas bukan galak, tidak diktator.
·         Mampu memecahkan problem yang dialami penerima didik dengan cara memdiberi motivasi.
4.      Cara supaya penerima didik menyukai gurunya yaitu sebagai diberikut:
·         Menyilami apa kemauan mereka, tapi kita strategikan sesuai dengan apa yang kita mau.
·         Memdiberi perhatian kepada penerima didik, baik berupa motivasi, sindiran, gurauan dan sebagainya.
5.      Cara memdiberi memotivasi kepada penerima didik yang bermasalah (badung, pemalas, dsb):
Sebuah kasus, ada seorang siswa yang tidak pernah membawa buku pelajaran bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki buku. Disini kita harus peduli dengan mereka, metode yang paling baik yaitu menyadarkannya dengan pelan-pelan. Misalkan memdiberikan tugas, kemudian mengecek kiprah setiap individu, dan apabila ada siswa yang belum mengerjakan kiprah harus mendapat eksekusi biar jera namun eksekusi ini bersifat membangun. Lama kelamaan siswa tersebut akan sadar, ia akan membeli sebuah buku dan akan mengerjakan tugas.


BAB  III

PENUTUP

6.      Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah disajikan terlampau, maka diberikut dikemukakan kesimpulan observasi bahwa proses pembelajaran di Kelas XI SMKN4 Semarang berjalan dengan akibattif dan kondusif. Hal ini dikarenakan guru selalu mempertidak seimbangan metode, model atau seni administrasi yang sempurna dipakai untuk suatu bahan pelajaran didalam proses pembelajaran. Sehingga penerima didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Metode yang dipakai yaitu metode pemecahan masalah. Proses pembelajaran berjalan dengan akibattif dan disenangi oleh penerima didik.

Advertisement

Iklan Sidebar